Jumat, 30 September 2011

Kabut Hati


Seumpama ada malam... kuingin ditemani bulan.Seumpama siang datang kuingin matahari cerah duduk menatapku.Tapi Seumpama hidup ini panjang... kuingin redup mati menemani.Sesak nafas kelelahan singgah berjuang melawan kelam. Debu kehancuran segera menimpa menetap tanpa ampun lalu sejati. Sendiri berdiri untuk jiwa yang hanya bisa diberi!!!! Andai bisa meminta jujur mungkin semua kata pahit bermuka manis itu tak bisa kurasa.Airmata darah bukan lagu aneh. Luka bernanah penuh racun dan bakteri menguak melolong mendera takkan hilang. Lelahnya nafas ini untuk bertahan. Upaya tak ada gaya pun kian sirna. Hanya bahasa temanku selama ini... tempatku berbagi dan menangis. Apakah aku bisa bertahan pada teka-teki hidup ini lagi apakah masih cukup nyaliku untuk melaluinya.

Apakah aku masih pantas berkeluh kesah?

Apakah aku masih terlihat?

Apakah aku masih dianggap?

Sepertinya tidak! Aku ingin mempersembahkan untukmu.Apa yang kau mau, apa yang kauimpikan, pa yang kau cita-citakan dan yang selama ini hanya jadi bayang semu bagimu yang tak bisa kau raih, dan yang belum bisa kau dapat.Tapi mungkin ini hanya mimpi lagi bagimu. Aku tidak lebih hanyalah seorang pecundang yang selalu lelah melawan setiap detak hidup tantangan(wienice)

Aku terlalu bodoh untuk menerima semua ini. Aku terlalu tolol untuk memimpkannya menjadi itu. Menjadi yang dapat kau banggakan. Menjadi apa yang kau ingin!!! Sekali lagi aku tampaknya lelah. Aku ingin menyerah untuk selamanya. Mengapa cobaan ini aku terima secara perlahan? Bukankah ini menyakitkan? Bukankah ini terasa pilu? Aku bukan dia yang sempurna yang sangat bahkan nyaris tanpa cacat. Maafkan. Maafkan.Deritaku mungkin ganjarannya. Diamlah kau tak usah banyak menghibur. Aku tahu ini memang bukan sesuatu yang penting. Namun hanya untuk ini saja aku belum bisa. Bertahanlah untuknya. Suatu saat nanti sayapku akan tumbuh. Ingat itu. Seribu sayap!!!!! Dukaku dukaku takkan ada dukamu. Karena dukamu hanya berkorban karenanya. Tapi mengapa aku yang merasakannya. Tatap aku sepuas hatimu.. maki aku jika itu terbayar. Nikmati detik demi detik yang mungkin takkan bisa kita lalui lagi. Hirup nafas hidup yang mungkin sudah tak bisa aku lalui lagi untukmu. Nyanyikan lagu indah untuk melepasku dan kekurangan gilaku nikmatilah. Aku hanya ingin menjadi mimpi indah dalam tidurku. Aku tak inginapaapa selain aku sendiri. Aku hanya ingin aku sembuh dari sakit. Dari hampa beracun. Dari rantai. Dari nyanyian ketakutan (wienice)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar